Bahaya Minum Obat Tidur Dapat Meningkatkan Risiko Gagal Jantung

Sebuah efek samping minum obat tidur yang umum biasa nya bisa mengakibatkan gagal jantung. Demikian pula, itu adalah umum bahwa pasien diresepkan pil ketika diberi debit. Namun, sekarang sudah menemukan bahwa obat tidur meningkat delapan kali risiko kejadian kardiovaskular pada pasien.

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Jepang pada 2014 diselenggarakan oleh European Society of Cardiology di Athena.

Para ilmuwan, yang dipimpin oleh Masahiko Setoguchi, retrospektif memeriksa rekam medis dari 111 pasien dengan penyakit gagal jantung yang dirawat di Yamate Medical Center Tokyo antara tahun 2011 dan 2013. yang diperoleh informasi tentang koeksistensi kondisi kardiovaskular dan lainnya, obat-obatan selama rawat inap dan diresepkan di debit, hasil tes laboratorium, elektrokardiogram, ekokardiogram dan temuan foto toraks, dan penting untuk masuk dan keluarnya tanda-tanda.

Peserta penelitian diikuti selama 180 hari setelah mereka keluar dari rumah sakit. Dari jumlah
tersebut, 47 pasien dengan gagal jantung dengan fraksi ejeksi diawetkan (HFpEF). Fraksi ejeksi mengukur penurunan volume ventrikel kiri jantung pada sistol relatif terhadap diastole.

Dari jumlah tersebut 47 pasien, 15 mencapai titik akhir studi 180 hari selama periode pemantauan. Perbedaan antara pasien yang memiliki peristiwa dan orang-orang yang tidak resep (hipnotik benzodiazepine) obat tidur, kadar sodium dalam darah pada saat masuk rumah sakit dan tingkat hemoglobin darah di debit.

Hasil analisis menunjukkan bahwa pasien HFpEF yang diberi resep pil tidur memiliki delapan kali resiko rehospitalization untuk gagal jantung atau kematian yang berhubungan dengan kejadian kardiovaskular yang HFpEF pasien yang diberi resep obat tidur ada. "Penelitian kami jelas menunjukkan bahwa obat tidur secara dramatis meningkatkan risiko kejadian kardiovaskular pada pasien dengan HFpEF," kata Setoguchi.

"Para benzodiazepin hipnotis mungkin memiliki cardiodepresoras tindakan dan bertindak sebagai depresan pernafasan yang dapat memperburuk gangguan pernapasan tidur dan menyebabkan prognosis yang lebih buruk," penulis utama studi tersebut, yang menambahkan bahwa temuan ini
dalam penyelidikan prospektif yang lebih besar harus dikonfirmasikan.
Previous Post Next Post